Digelar Diskusi Jumenengan ke-444 Adipati Mrapat
"Jadi tanggal 22 Februari ini
tepat dengan apa yang disebutkan dalam naskah Babad Kalibening buatan abad
16-an, Sultan Hadiwijaya mengangkat Djoko Kahiman sebagai Adipati pada Rabu Pon
sore tangga 27 poso (Ramadhan, red). Setelah dikonversi ke penanggalan masehi,
tepat hari ini."
Profesor Sugeng Priyadi MHum,
Sejarawan Banyumas
PURWOKERTO,
SATELITPOST-Jumenengan Joko Kahiman sebagai Adipati Mrapat atau Adipati Warga
Utama II diperingati oleh pemerhati sejarah dan budaya Banyumasan, Minggu
(22/2). Peringatan tahun ini tepat ke-444 atau tricatur.
Inisiator
agenda tersebut, Ir. Sunardi, MT. alias Eyang Nardi mengatakan, acara ini
sebagai upaya untuk tidak melupakan sejarah dan peran pemimpin Banyumas
terdahulu. Ia juga mengapresiasi peserta diskusi lantaran sebagai penyelenggara
dirinya tidak membuat surat undangan resmi melainkan hanya pemberitahuan acara
yang di-posting lewat jejaring sosial Facebook. Eyang Nardi termasuk aktif di
dunia jejaring sosial.
"Kebetulan
hari ini (kemarin, red) bertepatan dengan peringatan tricatur atau 444 tahun
pengangkatan Joko Kahiman sebagai Adipati Mrapat. Jadi tidak ada salahnya kita
berkumpul, gendu-gendu rasa sambil nguri-uri sejarah Banyumas
bersama-sama," kata Eyang Nardi.
Profesor
Sugeng Priyadi, sejarawan Banyumas dan Nasirin asal Desa Kalisube, Banyumas
sebagai penulis Banyumasan, didaulat menjadi pembicara diskusi yang diadakan di
Cafe Dj@gongan, Bancarkembar. Keduanya menceritakan beberapa kepingan sejarah
hasil temuan dan penelitian yang pernah dilakukan, terkait sejarah berdirinya
Negara Banyumas, kepemimpinan adipati pertama hingga wafat sampai pembahasan
seputar bahasa Banyumasan.
"Kalau
mengacu dari hasil temuan dan penelitian saya, hari ini (kemarin, red) memang tepat
dengan hari dimana Joko Kahiman diangkat menjadi Adipati Mrapat pada tahun
1571. Konon hari itulah yang dijadikan tonggak sejarah berdirinya
Banyumas," ujar Prof Sugeng.
Tapi
terlepas dari simpang siur dan perbedaan pendapat tentang penetapan hari jadi
Banyumas, Prof Sugeng enggan membahasnya lebih lanjut. Menurutnya, urusan
penetapan peringatan hari jadi yang artinya juga harus diikuti perubahan Perda
Hari Jadi Banyumas itu, biarlah menjadi urusannya pemerintah daerah. Tetapi
sebagai pakar sejarah yang cukup lama mendalami bahkan menjadi satu dari
beberapa orang yang merumuskan penetapan hari jadi, Prof Sugeng merasa ada yang
mengganjal ketika orang Banyumas memperingati hari jadi yang kurang tepat.
Apalagi, sejarahnya juga sudah menemui titik terang dengan ditemukannya
beberapa fakta berbentuk naskah yang menyebutkan kapan sebetulnya Adipati
Mrapat pertama kali diangkat memimpin sebuah daerah yang kemudian disebut
Banyumas.
"Jadi
tanggal 22 Februari ini tepat dengan apa yang disebutkan dalam naskah Babad
Kalibening buatan abad 16-an, Sultan Hadiwijaya mengangkat Djoko Kahiman
sebagai Adipati pada Rabu Pon sore tangga 27 poso (Ramadhan, red). Setelah
dikonversi ke penanggalan masehi, tepat hari ini," kata Prof Sugeng,
Minggu (22/2).
Beberapa
pertanyaan seputar berapa lama Adipati Mrapat memerintah juga mengemuka di
forum tersebut. Menurut Prof Sugeng, dari beberapa sumber naskah kuno yang
pernah dibaca dan ditelitinya, Adipati Mrapat memerintah sejak 1571 hingga
wafat 1582 atau selama 11 tahun. Prof Sugeng dan Nasirin juga mengupas sejarah
nama Banyumas, bahasa Banyumasan sampai pembahasan adanya fakta sebaran
keturunan wong Banyumas di seluruh dunia. (enk)
SatelitPost Senin Pon, 23 Februari 2015