Senin, 23 Februari 2015

BERITA 444 TAHUN PENOBATAN ADIPATI MRAPAT



Digelar Diskusi Jumenengan ke-444 Adipati Mrapat

 

"Jadi tanggal 22 Februari ini tepat dengan apa yang disebutkan dalam naskah Babad Kalibening buatan abad 16-an, Sultan Hadiwijaya mengangkat Djoko Kahiman sebagai Adipati pada Rabu Pon sore tangga 27 poso (Ramadhan, red). Setelah dikonversi ke penanggalan masehi, tepat hari ini."
Profesor Sugeng Priyadi MHum,
Sejarawan Banyumas

PURWOKERTO, SATELITPOST-Jumenengan Joko Kahiman sebagai Adipati Mrapat atau Adipati Warga Utama II diperingati oleh pemerhati sejarah dan budaya Banyumasan, Minggu (22/2). Peringatan tahun ini tepat ke-444 atau tricatur.
Inisiator agenda tersebut, Ir. Sunardi, MT. alias Eyang Nardi mengatakan, acara ini sebagai upaya untuk tidak melupakan sejarah dan peran pemimpin Banyumas terdahulu. Ia juga mengapresiasi peserta diskusi lantaran sebagai penyelenggara dirinya tidak membuat surat undangan resmi melainkan hanya pemberitahuan acara yang di-posting lewat jejaring sosial Facebook. Eyang Nardi termasuk aktif di dunia jejaring sosial.
"Kebetulan hari ini (kemarin, red) bertepatan dengan peringatan tricatur atau 444 tahun pengangkatan Joko Kahiman sebagai Adipati Mrapat. Jadi tidak ada salahnya kita berkumpul, gendu-gendu rasa sambil nguri-uri sejarah Banyumas bersama-sama," kata Eyang Nardi.
Profesor Sugeng Priyadi, sejarawan Banyumas dan Nasirin asal Desa Kalisube, Banyumas sebagai penulis Banyumasan, didaulat menjadi pembicara diskusi yang diadakan di Cafe Dj@gongan, Bancarkembar. Keduanya menceritakan beberapa kepingan sejarah hasil temuan dan penelitian yang pernah dilakukan, terkait sejarah berdirinya Negara Banyumas, kepemimpinan adipati pertama hingga wafat sampai pembahasan seputar bahasa Banyumasan.
"Kalau mengacu dari hasil temuan dan penelitian saya, hari ini (kemarin, red) memang tepat dengan hari dimana Joko Kahiman diangkat menjadi Adipati Mrapat pada tahun 1571. Konon hari itulah yang dijadikan tonggak sejarah berdirinya Banyumas," ujar Prof Sugeng.
Tapi terlepas dari simpang siur dan perbedaan pendapat tentang penetapan hari jadi Banyumas, Prof Sugeng enggan membahasnya lebih lanjut. Menurutnya, urusan penetapan peringatan hari jadi yang artinya juga harus diikuti perubahan Perda Hari Jadi Banyumas itu, biarlah menjadi urusannya pemerintah daerah. Tetapi sebagai pakar sejarah yang cukup lama mendalami bahkan menjadi satu dari beberapa orang yang merumuskan penetapan hari jadi, Prof Sugeng merasa ada yang mengganjal ketika orang Banyumas memperingati hari jadi yang kurang tepat. Apalagi, sejarahnya juga sudah menemui titik terang dengan ditemukannya beberapa fakta berbentuk naskah yang menyebutkan kapan sebetulnya Adipati Mrapat pertama kali diangkat memimpin sebuah daerah yang kemudian disebut Banyumas.
"Jadi tanggal 22 Februari ini tepat dengan apa yang disebutkan dalam naskah Babad Kalibening buatan abad 16-an, Sultan Hadiwijaya mengangkat Djoko Kahiman sebagai Adipati pada Rabu Pon sore tangga 27 poso (Ramadhan, red). Setelah dikonversi ke penanggalan masehi, tepat hari ini," kata Prof Sugeng, Minggu (22/2).
Beberapa pertanyaan seputar berapa lama Adipati Mrapat memerintah juga mengemuka di forum tersebut. Menurut Prof Sugeng, dari beberapa sumber naskah kuno yang pernah dibaca dan ditelitinya, Adipati Mrapat memerintah sejak 1571 hingga wafat 1582 atau selama 11 tahun. Prof Sugeng dan Nasirin juga mengupas sejarah nama Banyumas, bahasa Banyumasan sampai pembahasan adanya fakta sebaran keturunan wong Banyumas di seluruh dunia. (enk)
SatelitPost Senin Pon, 23 Februari 2015
Top of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar