Di dalam tata pemerintahan Kabupaten Banyumas kota Banyumas merupakan salah
satu kota ibukota kecamatan yakni Kecamatan Banyumas. Secara administratif kota
Banyumas terdiri dari empat wilayah desa yakni Desa Kedunguter, Desa Sudagaran,
Kejawar, dan Desa Pekunden. Kota Banyumas terletak sekitar 17 Km. di sebelah
tenggara kota Purwokerto pada jalur jalan Purwokerto – Kebumen – Yogyakarta.
direncanakan dan dibangun sebagai kota pemerintahan dengan menempatkan
seorang Residen.
Dalam catatan sejarah, pada akhir tahun 1831 (setelah perang Diponegoro
berakhir) wilayah Banyumas dikuasai pemerintah kolonial Belanda (Anonim, 1993).
Kota Banyumas merupakan kota yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda
selain sebagai kota ibukota Kabupaten Banyumas, sekaligus juga sebagai ibukota
Karesidenan Banyumas.
Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 1937 dengan berkembang-pesatnya kota
Purwokerto Adipati Aryo Soedjiman Gondosoebroto (Bupati Banyumas) pindah dari
Banyumas ke Purwokerto menyusul pindahnya Pendopo Si Panji (pendopo Kabupaten
Banyumas). Kepindahan Bupati Banyumas dari kota Banyumas ke kota Purwokerto
tersebut diikuti pindahnya Residen Banyumas dari kota Banyumas ke kota
Purwokerto (Anonim, 1993). Dengan kepindahan ini maka kota Banyumas dapat
dikatakan hidup enggan matipun tak mau. Stagman.
Memperhatikan bahwa dari aspek
arsitektural, penginggalan pemerintah kolonial Belanda cukup banyak dan
penting. Namun demikian kondisi peninggalan tersebut, khususnya peninggalan di kota Banyumas dengan
kondisi yang cukup memprihatinkan. Adanya gagasan untuk melestarikan dan
mengembangkan arsitektur kota
Banyumas kiranya perlu ditanggapi secara positif dari berbagai pihak, termasuk
masyarakat kota
Banyumas sendiri. Namun upaya untuk merealisasi idea tersebut merupakan
pekerjaan rumah yang cukup besar dan berat. Upaya tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yakni dalam aspek fisik, dan non fisik
1. Aspek
fisik, dilaksanakan dengan renovasi dan revitalisasi. Renovasi merupakan kegiatan
pelaksanaan dengan perbaikan-perbaikan sedemikian sehingga hasilnya sama dengan
aslinya (dengan fungsi yang berbeda dari aslinya), sedang revitalisasi adalah
memanfaatkan kembali fungsi bangunan sesuai fungsi semula.
2. Aspek
non fisik, dilaksanakan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan
pihak-pihak terkait (masyarakat, swasta maupun pemerintah) melalui berbagai
sektor dan bidang secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan.
Dengan melihat berbagai potensi yang
ada di kota
Banyumas dan daerah sekitarnya kiranya ada 2 (dua) alternatif kegiatan untuk
menghidupkan kembali kota
Banyumas, yakni: (1) Kota Banyumas dijadikan sebagai kota pemerintahan (sesuai konsep semula), dan
(2) Kota Banyumas sebagai obyek kunjungan wisata.
1. Kota Banyumas
sebagai kota
pemerintahan
Dengan telah adanya beberapa gedung fasilitas
perkantoran pemerintah di kota Banyumas, maka dalam hal kota Banyumas sebagai
kota pemerintahan, dimungkinkan bahwa Kota Banyumas sebagai kota ibukota
Kabupaten Banyumas, bila wacana pemekaran, sebagaimana diamaaanahkan oleh
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No.7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyumas, dengan pemekaran menjadi pemerintah
Kota Purwokerto dan pemerintahan Kabupaten Banyumas.
2. Kota Banyumas sebagai
obyek kunjungan wisata
Sektor pariwisata khususnya wisata budaya dan lebih
khusus lagi wisata nostalgia (bagi wisatawan Nedherlan) sangat memungkinkan
untuk dikembangkan di kota Banyumas dan minimal 3 (tiga) macam strategi, yaitu:
a. menilai potensi yang layak sebagai obyek atau atraksi wisata saat
ini, dan pengembangannya masa mendatang;
b. menentukan situasi pariwisata yang diinginkan atau sesuai selera
pasar, dan mengidentifikasi langkah-langkah
untuk mencapai situasi tersebut; dan
c. menulis suatu dokumen strategi tourisme.
Atau malah justru
menggabungkan kedua alternatif tersebut, yakni
menjadi kota ibukota Kabupaaaten Banyumas, yang berjatidiri sebagai kota wisata
budaya.
Setuju dan mendukung rencana Banyumas sebagai obyek kunjungan Wisata
BalasHapusAngger setuju ya mayuh padha desengkuyung kepriwe becike ....
Hapuswisata sing gratisan eyang...aja kaya andang karo bale kumambang apa apa kae arane....arep momong bocah enggane kudu duwe duit paling ora 10 ewu go parkir karo nggo mlebu...
BalasHapusSing depikir kuwe ora mung sing kaya kuwe .. tapi kepriwe carane ben wisatawan nusantara utawa macanegara bisa teka maring Banyumas ....
Hapusskrg sdh menjadi kota wisata kuliner eyang.....sepanjang jalan isine mung ander bakul panganan tok....
HapusInyong sepakat kuwe eyang. mumpung urung kebanjur ruag kabeh. kayong-kayonge nek dirempug apik kuwe.
BalasHapus