Kamis, 12 Februari 2015

MENGHIDUPKAN KEMBALI KOTA BANYUMAS



Di dalam tata pemerintahan Kabupaten Banyumas kota Banyumas merupakan salah satu kota ibukota kecamatan yakni Kecamatan Banyumas. Secara administratif kota Banyumas terdiri dari empat wilayah desa yakni Desa Kedunguter, Desa Sudagaran, Kejawar, dan Desa Pekunden. Kota Banyumas terletak sekitar 17 Km. di sebelah tenggara kota Purwokerto pada jalur jalan Purwokerto – Kebumen – Yogyakarta.
direncanakan dan dibangun sebagai kota pemerintahan dengan menempatkan seorang Residen.
Dalam catatan sejarah, pada akhir tahun 1831 (setelah perang Diponegoro berakhir) wilayah Banyumas dikuasai pemerintah kolonial Belanda (Anonim, 1993). Kota Banyumas merupakan kota yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda selain sebagai kota ibukota Kabupaten Banyumas, sekaligus juga sebagai ibukota Karesidenan Banyumas.
Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 1937 dengan berkembang-pesatnya kota Purwokerto Adipati Aryo Soedjiman Gondosoebroto (Bupati Banyumas) pindah dari Banyumas ke Purwokerto menyusul pindahnya Pendopo Si Panji (pendopo Kabupaten Banyumas). Kepindahan Bupati Banyumas dari kota Banyumas ke kota Purwokerto tersebut diikuti pindahnya Residen Banyumas dari kota Banyumas ke kota Purwokerto (Anonim, 1993). Dengan kepindahan ini maka kota Banyumas dapat dikatakan hidup enggan matipun tak mau. Stagman.
Memperhatikan bahwa dari aspek arsitektural, penginggalan pemerintah kolonial Belanda cukup banyak dan penting. Namun demikian kondisi peninggalan tersebut, khususnya peninggalan di kota Banyumas dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Adanya gagasan untuk melestarikan dan mengembangkan arsitektur kota Banyumas kiranya perlu ditanggapi secara positif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat kota Banyumas sendiri. Namun upaya untuk merealisasi idea tersebut merupakan pekerjaan rumah yang cukup besar dan berat. Upaya tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yakni dalam aspek fisik, dan non fisik
1.  Aspek fisik, dilaksanakan dengan renovasi dan revitalisasi. Renovasi merupakan kegiatan pelaksanaan dengan perbaikan-perbaikan sedemikian sehingga hasilnya sama dengan aslinya (dengan fungsi yang berbeda dari aslinya), sedang revitalisasi adalah memanfaatkan kembali fungsi bangunan sesuai fungsi semula.
2. Aspek non fisik, dilaksanakan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan pihak-pihak terkait (masyarakat, swasta maupun pemerintah) melalui berbagai sektor dan bidang secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan.
Dengan melihat berbagai potensi yang ada di kota Banyumas dan daerah sekitarnya kiranya ada 2 (dua) alternatif kegiatan untuk menghidupkan kembali kota Banyumas, yakni: (1) Kota Banyumas dijadikan sebagai kota pemerintahan (sesuai konsep semula), dan (2) Kota Banyumas sebagai obyek kunjungan wisata.
1.  Kota Banyumas sebagai kota pemerintahan
Dengan telah adanya beberapa gedung fasilitas perkantoran pemerintah di kota Banyumas, maka dalam hal kota Banyumas sebagai kota pemerintahan, dimungkinkan bahwa Kota Banyumas sebagai kota ibukota Kabupaten Banyumas, bila wacana pemekaran, sebagaimana diamaaanahkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No.7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyumas, dengan pemekaran menjadi pemerintah Kota Purwokerto dan pemerintahan Kabupaten Banyumas.
2.  Kota Banyumas sebagai obyek kunjungan wisata
Sektor pariwisata khususnya wisata budaya dan lebih khusus lagi wisata nostalgia (bagi wisatawan Nedherlan) sangat memungkinkan untuk dikembangkan di kota Banyumas dan  minimal 3 (tiga) macam strategi, yaitu:
a. menilai potensi yang layak sebagai obyek atau atraksi wisata saat ini, dan pengembangannya masa mendatang;
b. menentukan situasi pariwisata yang diinginkan atau sesuai selera pasar, dan mengidentifikasi langkah-langkah  untuk mencapai situasi tersebut; dan
c.  menulis suatu dokumen strategi tourisme.
Atau malah justru menggabungkan kedua alternatif tersebut, yakni menjadi kota ibukota Kabupaaaten Banyumas, yang berjatidiri sebagai kota wisata budaya.


6 komentar:

  1. Setuju dan mendukung rencana Banyumas sebagai obyek kunjungan Wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Angger setuju ya mayuh padha desengkuyung kepriwe becike ....

      Hapus
  2. wisata sing gratisan eyang...aja kaya andang karo bale kumambang apa apa kae arane....arep momong bocah enggane kudu duwe duit paling ora 10 ewu go parkir karo nggo mlebu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sing depikir kuwe ora mung sing kaya kuwe .. tapi kepriwe carane ben wisatawan nusantara utawa macanegara bisa teka maring Banyumas ....

      Hapus
    2. skrg sdh menjadi kota wisata kuliner eyang.....sepanjang jalan isine mung ander bakul panganan tok....

      Hapus
  3. Inyong sepakat kuwe eyang. mumpung urung kebanjur ruag kabeh. kayong-kayonge nek dirempug apik kuwe.

    BalasHapus