Sabtu, 20 April 2013

Nglari Wanci Madege Banyumas







Menggugat sejarah.

Jum’at Manis 12 April 2013 malam (dalam istilah Jawa, malem Setu Paing) di Pendopo Yudanegara, Kabupaten Banyumas lama, diadakan pertemuan bertajuk Nglari Wanci Madege Banyumas, yang berintikan mempertanyakan kembali ketentuan tentang hari jadi Kabupaten Banyumas.
Pertemuan yang secara rutin diselenggarakan oleh Setupa Mas, suatu paguyuban yang peduli terhadap budaya Banyumas, mengangkat topik Nglari Wanci Madege Banyumas, berdasar keprihatinan mengenai hari jadi Kabupaten Banyumas, 6 April 1582. Bahwa yang mendasari Perda No 2 th 1990 tentang hari jadi Kabupaten Banyumas, adalah seminar sehari yang proses memutuskannya dinilai sebagai ‘cacat’.
Dikatakan oleh Gito Sewoyo, seorang pemerhati budaya yang juga peserta seminar tentang hari jadi Kabupaten Banyumas,” Seminar dilaksanakan pada waktu Djoko Sudantoko menjabat Bupati Banyumas, tepatnya hari Selasa Legi, 14 November 1989. Dalam seminar tersebut, didatangkan salah seorang pakar kepurbakalaan, Prof. Sukarto Karto Atmojo dari UGM Yogyakarta sebagai nara sumber utama.”
Menurut Gito Sewoyo, Prof. Sukarto yang lulusan Universitas Leiden itu menyampaikan uraiannya berdasar buku ‘Inti Silsilah’. Dalam buku lama tersebut ditemukan salah satu kalimat yang menjadi dasar bahwa pada tahun 1582 Masehi, Warga Utama I, Adipati Wirasaba waktu itu, membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat kabupaten, Banyumas salah satunya.
Dari situlah diputuskan bahwa hari jadi Kabupaten Banyumas adalah tahun 1582. Yang menyebabkan Gito Sewoyo masygul hingga kini, bahwa hasil seminar hanya memutuskan tahun pendirian Kabupaten Banyumas, “Walaupun masih diragukan, karena tidak ada bahan pembanding.” Tentang hari tanggal dan bulan yang menjadi kesepakatan seminar, hanya dari dasar usulan yang tidak berdasar dan tidak ada hubungan langsung dengan sejarah Banyumas.
Dalam keadaan demikian, seorang Sugeng Priyadi, pemerhati sejarah, melakukan pelbagai upaya untuk mencari keterangan dan bukti yang lebih valid tentang hari jadi Kabupaten Banyumas. Dalam pencariannya, Sugeng Priyadi (sekarang Profesor dalam bidang sejarah), menemukan salah satu bukti, di Museum Kalibening, Dawuhan. Kuncen museum Kalibening, San Muhadi, menyimpan buku bertajuk Babad Banyumas. Dalam buku kuno tersebut, dinyatakan dengan jelas bahwa pendirian Kabupaten Banyumas adalah pada hari Rebo Pon, 27 Romadlon 98 Saka.
Pembicara berikutnya, Sunardi ST, yang akrab disebut Eyang Nardi, sesepuh Paguyuban Setupa Mas, menambahkan keterangan Gito Sewoyo. “San Muhadi juga mempunyai kerei kuno dengan lebar 25 cm dan panjang sekitar 2 meter. Di situ terdapat angka 1571/1582 yang sementara ditafsirkan tahun 1571 hari lahir Kabupaten Banyumas dan tahun 1582 sebagai tahun wafat Djoko Kaiman, Adipati Mrapat, Bupati Banyumas pertama.”
Berpedoman tanggal 27 Romadlon yang terdapat dalam buku milik San Muhadi, Eyang Nardi yang pensiunan Dekan Fak Teknik Unwiku, mencari konversinya dalam kalender Masehi. Dari beberapa kalender abadi yang dipelajari, terdapat dua waktu yang berbeda. 22 Februari 1571 dan 4 Maret 1571. “Monggo utk para ilmuwan, sejarahwan dan yang peduli Banyumas, untuk tetap mencari kebenaran tentang hari lahir Kabupaten Banyumas.”
Pertemuan Setupa Mas dengan tajuk Nglari Wanci Madege Banyumas, yang dihadiri juga oleh anggota Pakem (Paguyuban Kerabat Mataram), wakil dari Pemkab Banyumas, anggota DPRD dan banyak dari kalangan muda, dibuka dan ditutup oleh Mas Nasirin, dengan alunan tembang mocopat yang mendayu-dayu.
Rahayu. Rahayu. Rahayu Banyumas.

Di-copy dari: pancasan.desa.co.id






Sarasehan Stupamas (Setu-paingan Banyumas) "Nglari Wanci Madege Banyumas" Setu Paing, 12 April 2013 di Pendapa Yudanegara (Duplikat Si Panji) Banyumas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar