Baturaden
Sebagai Wisata Alam
Kecenderungan yang terjadi
di dalam dunia pariwisata khususnya
wisatawan dari benua Eropah ialah bahwa terjadinya perubahan maksud kunjungan
wisata. Pada masa-masa sekarang
kunjungan wisata lebih banyak dengan
obyek alam, atau yang lebih sering
disebut sebagai wisata alam atau ecotourism. Kondisi alam di kawasan Asia - Pasifik yang sangat
kontras dengan kondisi alam di Eropah, menjadikan kawasan ini merupakan daya tarik yang sangat potensial
bagi wisatawan Eropah yang melakukan perjalanan dengan maksud untuk berekreasi.
Dari hal-hal sebagaimana terurai di atas merupakan peluang yang
cukup besar bagi bangsa Indonesia untuk
memasarkan potensi alam, dengan
kondisi alam iklim tropis yang sangat berbeda dengan kondisi alam di benua
Eropah, sebagai asal wisatawan. Namun demikian menurut Elizabeth Boo, untuk
dapat memasarkan potensi alam sebagai ekotourisme diperlukan minimal 3 (tiga)
macam strategi, yaitu:
1. menilai
potensi alam yang layak sebagai obyek atau atraksi wisata saat ini, dan pengembangannya
masa mendatang;
2. menentukan
situasi pariwisata yang diinginkan atau sesuai selera pasar, dan mengidentifikasi
langkah-langkah untuk mencapai situasi
tersebut; dan
3. menulis
suatu dokumen strategi ekotourisme.
Dalam hal menilai potensi alam yang layak sebagai obyek atau
atraksi wisata sebagai tolok ukur utama, sesuai dengan maksud/tujuan
(rekreasi), dan asal wisatawan (mayoritas dari Eropah), adalah obyek dan
atraksi wisata yang kondisinya berbeda dengan kondisi di Eropah sebagaimana
terurai di atas. Semakin besar perbedaan, dan semakin kecil populasinya,
semakin tinggi nilai keunikannya, yang berarti
semakin tinggi nilai pemasar-annya. Berbagai potensi alam yang layak sebagai
obyek dan atraksi wisata tersebut antara lain: phenomena alam, keaslian alam,
pelestarian alam, pengelolaan alam atau sumber daya alam, dan sebagainya.
Dalam kebijaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui
Peraturan Daerah No: 2 tahun 1989 tetang: Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Wisata
Baturaden (yang semestinya sudah dievaluasi
dan/atau direvisi) menetapkan antara lain bahwa kawasan seluas 1.002 Ha di wilayah
desa-desa: Ketenger, Karangmangu, Kemutug lor (Kecamatan Baturaden), dan
Limpakuwus Kecamatan Sumbang merupakan kawasan dengan fungsi utama sebagai
kawasan wisata alam.
Melalui peraturan daerah tersebut Pemerintah Kabupaten Banyumas
bertekad tetap mempertahankan struktur dan kultur setempat dengan agrowisata
sebagai potensi wisata andalan yang dipasarkan kepada wisatawan mancanegara
khususnya, dengan ditunjang dengan berbagai
kegiatan khususnya kesenian tradisional.
Potensi wisata alam yang dikembangkan sebagai obyek dan atraksi
wisata di Kawasan Wisata Baturaden dapat dibedakan dalam:
1. Phenomena
alam keanehan alam, yaitu kondisi alam yang terjadi di luar keadaan yang
umum/biasa terjadi. Potensi tersebut
antara lain: sumber air panas, curug/air terjun, telaga, dan gua.
2. Pesona
alam di sini merupakan keindahan alam yang ditimbulkan oleh kondisi alam
setempat, seperti udara
sejukpemandangan/panorama indah, dan lain-lain.
3. Keaslian
(original) alam, yaitu kondisi alam yang belum dirubah manusia. Potensi tersebut
antara lain: hutan lindung, aliran air sungai, bebatuan, dan lain-lain.
4. Potensi
alam yang dikembangkan, yaitu potensi alam yang dikembangkan dengan tujuan
untuk pemenuhan kebutuhan atau kemudahan manusia, seperti: permandian, kolam
pancingan, hutan wisata, perkemahan, budidaya tanaman hias dan sebagainya.
5. Pengelolaan
potensi alam, yaitu kegiatan-kegiatan dengan obyek potensi alam, dengan tujuan
untuk memperoleh produk sebagai pemenuh kebutuhan hidup sehari-hari seperti:
pertanian dengan teknologi tradisional, peternakan tradisional, industri dan
kerajinan rakyat tradisional, dan sebagainya.
Dari 5 (lima) kelompok obyek dan atraksi wisata di kawasan wisata
Baturaden di atas, kelompok kelima merupakan atraksi wisata yang potensial bagi
wisatawan manca negara sebagai agrowisata atau wisata yang memanfaatkan
kegiatan agrikultur (pertanian). Keadaan yang demikian ini dikarenakan dalam
kehidupan sehari-hari wisatawan manca negara memanfaatkan teknologi modern.
Karenanya teknologi tradisional berbagai bidang, khususnya di bidang pertanian
merupakan atraksi yang langka.
Kegiatan-kegiatan dalam sektor pertanian ditunjang dengan kondisi
masyarakat dengan pola pikir dan pola perilaku yang tradisional khas Banyumas,
kesemuanya secara terpadu merupakan atraksi wisata yang cukup potensial bagi
wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan dari Eropah.
Wisata Rekreasi
dan Wisata Konvensi
Dari data statistik diketahui bahwa jumlah wisatawan mancanegara
(khususnya Eropah) yang berkunjung ke Asia Pasifik atau Indonesia khususnya,
sebagian terbesar (77 %) bertujuan untuk rekreasi, di samping tujuan-tujuan
lain seperti: bisnis, konvensi, olah raga dan sebagainya. Dalam pengertiannya,
rekreasi (recreation) adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar
kebiasaan atau rutinitas dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan, dan
mendapatkan/ memperoleh kesegaran kembali baik fisik
maupun psikhis.
Dari pengertian rekreasi tersebut, jelas bahwa pangkal tolak dari
kegiatan rekreasi adalah adanya rutinitas atau hal-hal yang sudah terbiasa
ditemui atau dilakukan di satu sisi, dan refressing di sisi lain sebagai
kebutuhannya. Dengan demikian untuk terpenuhinya kebutuhan refressing
tersebut diperlukan adanya sarana yang berbeda (unik) dari hal-hal yang biasa
ditemui atau dilakukan sehari-hari di lingkungan (baik lingkungan alam maupun
lingkungan binaan) kehidupannya. Rekreasi sebagai tujuan wisata, berarti bahwa
para wisatawan dalam malakukan perjalanaan wisata mempunyai maksud untuk
menghilangkan kejenuhan sebagai akibat rutinitas yang terjadi sehari-hari.
Rutinitas dapat terjadi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan, maupun
lingkungan tempat kegiatan tersebut dilakukan.
Untuk mengurangi atau menghilangkan kejenuhan sebagai akibat
rutinitas tersebut dilakukan dengan cara menikmati obyek dan/atau atraksi
wisata yang tidak pernah ditemui atau dilakukan dalam kesehariannya. Dengan
kata lain bahwa para wisatawan berusaha untuk mendapatkan keunikan-keunikan di
negara/tempat lain. Semakin unik atau jarang ditemui atas suatu obyek atau
atraksi, akan semakin potensial sebagai daya tarik atau obyek bagi wisatawan.
Lokasi kawasan wisata Baturaden yang berhubungan langsung dengan
kawasan hutan alam merupakan keunggulan dan keunikan Baturaden sebagai kawasan
wisata, khususnya wisatawan Eropah. Pada umumnya kawasan wisata yang ada di
Indonesia berada di pantai, atau berhubungan langsung dengan laut. Dengan modal
keunggulan/ keunikan tersebut Baturaden sangat potensial dijadikan kawasan
wisata rekreasi bagi wisatawan mancanegara. Masalahnya tinggal menentukan
atraksi-atraksi yang sesuai dengan keunikan Baturaden, sebagai daya pikat agar
wisatawan krasan di Baturaden. Atraksi-atraksi tersebut antara lain dengan
melokasikan fasilitas penunjang (hotel, restoran) sedekat mungkin dengan hutan,
meningkatkan aksesibilitas ke dalam hutan, dan lain-lain.
Kesimpulan dan
Saran
Dari hal-hal sebagai terurai di atas jalas bahwa dengan potensi alamnya Baturaden sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata rekreasi dan wisata konvensi, baik
tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional sebagai sumber
pendapatan asli daerah, sesuai yang dikehendaki oleh Undang-undang Otonomi
Daerah.
Untuk merealisasi hal-hal tersebut di atas, selain diperlukan
adanya kesamaan persepsi dari berbagai pihak terkait (termasuk warga masyarakat
setempat) tentang obyek dan atraksi bagi wisata rekreasi dan wisata konvensi,
juga pola manajemen pariwisata yang profesional sangatlah dibutuhkan.